Etika Profesi: Tantangan Teknologi dan Era Digital

Rp150000.00

SINOPSIS BUKU
Di tengah revolusi digital yang mengubah setiap aspek kehidupan, para profesional sistem informasi dan teknologi tidak lagi hanya berperan sebagai pembangun atau teknisi; mereka adalah arsitek masa depan masyarakat. Setiap baris kode yang ditulis, setiap algoritma yang dirancang, dan setiap sistem yang diterapkan membawa serta implikasi etis yang mendalam, membentuk cara kita berkomunikasi, bekerja, dan bahkan berpikir. Buku ajar ini hadir sebagai panduan komprehensif untuk menavigasi lanskap etika yang kompleks dan sering kali penuh jebakan di dunia teknologi modern.

Buku ini dirancang untuk membekali mahasiswa dan profesional dengan "kompas moral" yang kuat, bergerak melampaui sekadar aturan untuk menumbuhkan kebijaksanaan praktis. Perjalanan dimulai dari fondasi teori etika klasik—seperti Deontologi, Utilitarianisme, dan Etika Kebajikan—dan kode etik profesi (ACM/IEEE), kemudian menerapkannya secara langsung pada dilema-dilema paling mendesak saat ini.

Melalui enam bagian yang terstruktur, pembaca akan diajak untuk menyelami isu-isu krusial seperti:

  1. Privasi di Era Big Data: Mengupas pertarungan antara ekonomi data, kapitalisme pengawasan, dan hak fundamental individu atas privasi.

  2. Keamanan Siber dan Etika Peretasan: Menjelajahi lanskap ancaman modern dan garis tipis antara peretasan etis (white hat) dan tindakan kriminal.

  3. Kecerdasan Buatan (AI) dan Bias Algoritmik: Membedah masalah "kotak hitam" dan bagaimana AI dapat secara tidak sengaja mengabadikan ketidakadilan sosial, serta upaya menuju AI yang adil dan transparan.

  4. Disinformasi dan Integritas Ruang Publik: Menganalisis anatomi hoaks dan peran platform digital dalam membentuk (atau merusak) wacana demokrasi.

  5. Hukum, Regulasi, dan HKI: Menavigasi labirin Hak Kekayaan Intelektual, lisensi open source, UU ITE, dan GDPR.

  6. Profesionalisme dan Kesejahteraan: Membahas etika di tempat kerja digital, pentingnya pembelajaran seumur hidup, dan strategi untuk menjaga kesejahteraan mental (digital wellbeing) di tengah tuntutan "selalu aktif".

Puncaknya, buku ini menyajikan analisis mendalam terhadap studi kasus dunia nyata yang telah menjadi tajuk berita global—mulai dari skandal Cambridge Analytica, kontroversi Sistem Kredit Sosial, dilema hidup-mati pada mobil otonom, hingga bias dalam rekrutmen AI. Pembelajaran ditutup dengan sebuah proyek akhir yang menantang pembaca untuk menganalisis teknologi baru, merumuskan rekomendasi etis, dan pada akhirnya, membuat komitmen pribadi untuk menjadi profesional yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga bijaksana dan bertanggung jawab.

"Etika Profesi: Tantangan Teknologi dan Era Digital" bukan sekadar buku teks, melainkan sebuah undangan untuk refleksi berkelanjutan. Buku ini menegaskan bahwa pertanyaan terpenting bagi seorang inovator bukanlah "Bisakah kita membangun ini?", melainkan "Haruskah kita membangun ini?".